Senin, 27 Juli 2009

Penat..
Tertatih kakiku melangkah
Menyusuri jalan yang penuh duri dan kerikil tajam
Sementara batu-batu itu terus menghantam pundakku
Aku semakin penat

Ya Allah...
Ke bahu yang mana hamba mesti bersandar?
Tangan siapa yang harus hamba raih?
Sedangkan tubuh dan jiwaku semakin ringkih

Haruskan ku menyerah pada hantaman batu-batu itu?

La haula wala quwwata illa billahil 'aliyyil 'adhim.

Rabu, 15 Juli 2009

Don't wanna loose you, my sweety..

Sudah seminggu berlalu sejak Naazneen demam panas yg kemudian dikatakan dokter bahwa ia terkena campak. Pagi hari ke-3 sejak ia demam pertama kali, panasnya mulai turun. Alhamdulillah, aku kabari suamiku jg teman yg tahu tentang kondisi putriku. Tp menjelang sore, panasnya naik lg kecuali kaki, terasa dingin. Setelah kuberi obat penurun panas dan kususui, ia pun tidur. Sewaktu menyusuinya, kuraba dahinya, panas sekali. Dan malam itu aku sempat beberapa kali memberikan kompres hangat ke dahinya, supaya panasnya cepat reda dan ia tidak kejang. Pukul setengah 2 malam, Naazneen kelihatan gelisah. Kembali kuraba dahinya, masih panas. Ya Allah, sembuhkanlah putriku, doaku dalam hati. Tidak berapa lama, ia pun BAB, cair. Setelah selesai kubersihkan, ia kembali tidur sambil k upeluk. Kakinya msh dingin sementara tubuh yg lain masih panas, tarikan nafasnya cepat dan detak jantungnya juga kencang sekali. Tak berapa lama, jari2 tangannya jg dingin. Ya Allah, kenapa anakku? Aku langsung terpikir ttg maut. Ya Allah, jangan Kau ambil dulu anakku, bisikku sambil terus beristighfar. Naazneen kemudian kugendong dan aku keluar dr kamar. Kubangunkan ibu. Ibu kemudian menyarankan untuk ke dokter. Tp aku masih ragu dan terus bertanya apakah hal ini sesuatu yg wajar terjadi pd anak yg demam. Ibu menjawab iya. Hatiku sedikit tenang. Kembali kuambil kompres hangatnya dan ia ku kompres beberapa lama. Setengah jam setelah itu tangan dan kakinya berangsur2 hangat. Alhamdulillah, aku bertasbih dan mengucapkan hamdallah berkali2. Terima kasih Ya Rahman..