Kamis, 31 Desember 2009

Ihsan sembuh?...Alhamdulillah..(1)

Kemarin menjadi hari yang sangat membahagiakan untukku. Betapa tidak, adalah hari pertama kali aku tidak lagi mendengar suara batuk dari mulut anakku sejak 4 bulan yang lalu. Dimulai sejak bulan September 2009, seminggu sebelum lebaran Ihsan kena batuk. Awalnya kupikir batuk biasa yang akan sembuh 2 minggu tanpa diberi obat apapun.

Dua minggu berlalu, Ihsan masih batuk bahkan sampai muntah segala. Akhirnya kami putuskan beri Actifed hijau (untuk batuk berdahak) yang biasa dia minum jika batuknya ga reda.

Tiga minggu berlalu.. tidak ada yang berubah..Ihsan masih saja batuk.. Kuputuskan untuk membawanya ke dokter. Karena khawatir ada sesuatu ditenggorokan/paru2nya (Ihsan mmg langganan batuk), aku menurut saja ketika dokter menyarankan anakku untuk di rontgen. Hasilnya, dokter menyimpulkan anakku terkena Bronchopneumonia. Aku tidak terlalu mengerti, tapi tetap kuminumkan obatnya untuk ihsan....(bersambung)

Selamat Ulang Tahun, sayang...

Buat Ihsan, putraku tersayang..
Selamat ulang tahun yang ke tiga ya, nak...
Walaupun sebenarnya udah agak telat mama ngucapinnya:)

Terima kasih Ya Rabbi
Telah engkau hadirkan dia diantara kami
Untuk setiap panggilan sayangnya
Untuk setiap pelukan hangatnya
Untuk setiap senyum yang hadir karenanya
Untuk setiap derai tawa yang tercipta olehnya
Untuk semuanya...

Mama doakan..
Ihsan menjadi anak yang sholeh
Anak yang pintar
Ga suka bohong
Ga suka jahilin teman
Sayang sama adek, mama, papa, kakek, nenek, etta, tante..dll:)

Met Ultah, my little rainbow...
Peluk cium dari mama... mmmmuaaach!!

Selasa, 17 November 2009

Kulakukan demimu, nak..

Banyak yang berubah setelah Ihsan dan Naazneen lahir, salah satunya dalam hal rasa jijai…. Aku orangnya sangat “gelian” terhadap sesuatu yang memang dipandang jorok, misalnya bersihin muntah, ngambil kotoran yang jatuh di lantai, nyedot ingus pake mulut, bersihkan bayi yang lagi pup, dll. Bahkan pernah sampai muntah2 akibat kuatnya penolakan dalam diriku terhadap hal tsb. Tapi apa daya, dengan statusku sebagai ibu dari anak2 yang masih sangat tergantung dengan orang tuanya, aku harus lakukan itu semua.

Penuh perjuangan untuk mengalahkan rasa jijai tadi. Bayangin, lagi makan, anak tiba2 muntah dilantai…. Kalo bukan anakku mungkin aku sudah lari dari tempat itu. Tapi karena yang muntah adalah Ihsanatau Naazneen, ya mesti aku yang bersihkan. Ambil lap, seka muntahnya. Kadang aku ikut muntah setelah itu. Atau kalo Naazneen lagi pilek dan hidungnya tersumbat. Aku harus menyedotnya pake mulutku. Bayangin, mulut nyedot ingus…hiiii.. Awalnya aku ga mau, waktu Ihsan masih bayi ayahnya yang lakukan, tapi kadang anak2 sakit ga mesti pas ada ayahnya, jadinya aku mulai berpikir, aku yang harus lakukan. Masya Allah, waktu pertama kali nyoba, aku sungguh-sungguh ga bisa. Pikirku, Oh my God, I can’t do this!. Tapi demi melihat kesulitannya bernafas, akhirnya kupaksakan juga wajahku mendekatinya. Dan….terjadilah. Waaaaaaaa………

Ga pernah terbayang aku sanggup melakukannya. Walaupun kadang masih ada rasa terpaksa melakukannya, tapi ada kepuasan yang kudapat. Ada rasa bahagia menyelinap dihati. Kamu sudah berusah jadi ibu yang baik, bisik hatiku… Setidaknya ada yang bisa kubanggakan jika suatu saat mereka bertanya, “Apa yang sudah mama lakukan untuk kami?”

Kamis, 27 Agustus 2009

Ramadhan 1430H

Alhamdulillah Ramadhan dapat kurasakan lagi..
Bulan yang penuh berkah
Ada rahmat Allah yang dilipatgandakan
Ada kesempatan yang takkan terulang lagi..

Ramadhan ini Alhamdulillah mama bisa puasa, tahun kemaren ga bisa ikut soalnya habis melahirkan adek. Ini sudah jalan 5 hari:) Awalnya sempat khawatir ga kuat puasa, karena badannya udah ringkih hehehe. Tapi masih umur 30 ini masa' ga kuat, malu sama diri sendiri.

Tahun ini rasanya Ramadhan lebih indah mama rasa. Karena apa? Karena Abang Ihsan udah bisa diajak ke masjid untuk tarawihan:) Udah lama mama nunggu saat2 ini. Bahkan sebelum ramadhan datang. Walaupun baru sekali ke masjid (soalnya adek suka tidur jam setengah tujuh, jadi mama ga bisa ikut ke masjid) tapi rasanya indah banget. Berangkat bareng kakek, Abang pake baju koko putih yang dibelikan kakek, ditemani cahaya bulan sabit, kita bertiga naik motor ke masjid.

Di masjid mama sengaja pilih tempat yang dipinggir biar ga mengganggu saf. Abang udah pinter ih, di masjid ga ribut:). Di bulan Ramadhan ini mama ingin kenalkan Abang dengan sedekah, buka puasa, sahur, dan puasa itu sendiri. Mudah2an nangkep ya? hehehe...

Selamat berpuasa..untuk pp, nenek, kakek, abang dan adek... moga kita selalu diberkahi oleh Allah swt. Amin.
Mama mau sholat Ashar dulu, mau pulang juga, udah jam 3... (Btw, mama tadi beli cetakan cendol, tadi nemu resep cendol kesukaan pp yang pake nangka itu, mama mau coba bikin ahh...:), mg berhasil!)

Senin, 27 Juli 2009

Penat..
Tertatih kakiku melangkah
Menyusuri jalan yang penuh duri dan kerikil tajam
Sementara batu-batu itu terus menghantam pundakku
Aku semakin penat

Ya Allah...
Ke bahu yang mana hamba mesti bersandar?
Tangan siapa yang harus hamba raih?
Sedangkan tubuh dan jiwaku semakin ringkih

Haruskan ku menyerah pada hantaman batu-batu itu?

La haula wala quwwata illa billahil 'aliyyil 'adhim.

Rabu, 15 Juli 2009

Don't wanna loose you, my sweety..

Sudah seminggu berlalu sejak Naazneen demam panas yg kemudian dikatakan dokter bahwa ia terkena campak. Pagi hari ke-3 sejak ia demam pertama kali, panasnya mulai turun. Alhamdulillah, aku kabari suamiku jg teman yg tahu tentang kondisi putriku. Tp menjelang sore, panasnya naik lg kecuali kaki, terasa dingin. Setelah kuberi obat penurun panas dan kususui, ia pun tidur. Sewaktu menyusuinya, kuraba dahinya, panas sekali. Dan malam itu aku sempat beberapa kali memberikan kompres hangat ke dahinya, supaya panasnya cepat reda dan ia tidak kejang. Pukul setengah 2 malam, Naazneen kelihatan gelisah. Kembali kuraba dahinya, masih panas. Ya Allah, sembuhkanlah putriku, doaku dalam hati. Tidak berapa lama, ia pun BAB, cair. Setelah selesai kubersihkan, ia kembali tidur sambil k upeluk. Kakinya msh dingin sementara tubuh yg lain masih panas, tarikan nafasnya cepat dan detak jantungnya juga kencang sekali. Tak berapa lama, jari2 tangannya jg dingin. Ya Allah, kenapa anakku? Aku langsung terpikir ttg maut. Ya Allah, jangan Kau ambil dulu anakku, bisikku sambil terus beristighfar. Naazneen kemudian kugendong dan aku keluar dr kamar. Kubangunkan ibu. Ibu kemudian menyarankan untuk ke dokter. Tp aku masih ragu dan terus bertanya apakah hal ini sesuatu yg wajar terjadi pd anak yg demam. Ibu menjawab iya. Hatiku sedikit tenang. Kembali kuambil kompres hangatnya dan ia ku kompres beberapa lama. Setengah jam setelah itu tangan dan kakinya berangsur2 hangat. Alhamdulillah, aku bertasbih dan mengucapkan hamdallah berkali2. Terima kasih Ya Rahman..

Senin, 29 Juni 2009

Bahasa Cinta

Ada artikel menarik yang kutemukan di internet. Tentang bahasa cinta. Setelah dibaca-baca kayaknya suamiku punya bahasa cinta Sentuhan, sedangkan aku Kepercayaan. Kenapa tiba-tiba mbahas ini? Soalnya suami barusan komplain tentang sikap aku yang jarang nyentuh dia..ya iyalah, soalnya aku penganut bahasa cinta Kepercayaan..:D

Ini nih artikelnya...

Bahasa cinta tuh apaan sih yo? Kayanya lue dari tadi belum ngejelasin deh.

Ok, gini, setiap orang mempunyai sebuah keinginan untuk diperlukan nyaman oleh pasangannya atau orang yang dicintainya. Itu bisa pacarnya, istrinya, bahkan ibu atau bapaknya atau anaknya.
Gimana cara perlakuan yang bener? Nah, setiap orang itu beda - beda lho mbak. Tiap orang unik itu emang bener. Setiap orang punya keinginan diperlakukan yang berbeda satu sama lain. Bisa kita sebut juga, setiap orang mempunyai BAHASA CINTA yang berbeda.

5 BAHASA CINTA tersebut adalah (tidak dalam urutan rangking / peringkat)

1.SENTUHAN.
Dari kata sentuhan sendiri sebenarnya udah dapat dijelaskan dengan baik, bahwa orang yang mempunyai bahasa cinta ini SENANG DISENTUH, atau SENANG TERDAPAT KONTAK FISIK antara pasangan / orang yang dicintainya sebagai ungkapan cinta.
Contoh: orang dengan bahasa cinta ini senang untuk dipeluk, dicium, dielus2 kepalanya, (pokoknya kontak fisik) dengan frekuensi yang sering. Intinya, orang yang mempunyai bahasa cinta seperti ini menganggap sentuhan sebagai ungkapan cinta yang baik.

2. KATA - KATA
Orang yang mempunyai bahasa cinta ini ssangat senang apabila orang yang cintai / pasangannya mengungkapkan cintanya dengan kata - kata.
Contoh : senang apabila orang yang dicintai / pasangannya mengungkapkan cinta dengan kata - kata “Saya sayang kamu.” atau “Ibu sayang kamu lho nak.” dll. Hal ini bisa dilakukan secara lisan (melalui perkataan langsung) maupun secara tulisan, lewat SMS kek, ataupun pesan - pesan singkat di kertas notes.

3. MATERI
Orang yang punya bahasa cinta kaya gini, senang diberikan sebuah benda sebagai ungkapan cinta pasangan / orang yang dicintainya.
Benda - benda yang dimaksud bukanlah berarti benda yang mahal. Tapi lebih ke benda yang mencerminkan rasa sayang pasangannya.
Contoh : Seorang wanita yang menjadi tambah sayang sama pasangannya ketika sang pria memberikan dia baju sebagai hadiah perkawinan. Atau seorang anak yang sangat senang diberikan sebuah buku dari ibunya sebagai hadiah ulang tahun, dan dia meyakinkan pendapatnya bahwa ibunya sayang sama dia.

4. WAKTU
Orang yang mempunyai bahasa cinta waktu ini, lebih senang dengan frekuensi bertemu secara langsung dengan orang yang dicintainya / pasangannya. Bertemu adalah sebuah ungkapan cinta yang sangat baik untuk orang dengan bahasa cinta seperti ini.
Contoh: seorang pria yang menginginkan pasangannya lebih sering berjalan - jalan dengan dia, atau bahkan hanya mengobrol dengannya di sebuah cafe. Seorang anak yang ingin ibunya berhenti kerja dan menemaninya di rumah untuk bermain bersama. dll

5. KEPERCAYAAN
Orang yang mempunyai bahasa cinta seperti ini, menganggap kepercayaan adalah sebuah ungkapan cinta yang baik.
Contoh: seorang anak yang mempunyai bahasa cinta seperti ini, akan menganggap orang tuanya sangat menyayanginya, ketika ia dipercaya untuk mengejar impiannya dengan kuliah di luar negeri sendiri.
Atau seorang istri yang mempunyai bahasa cinta seperti ini, akan menganggap suaminya sangat menyayanginya, ketika ia dipercaya untuk dinas di luar negeri sendiran selama setahun, dimana sang istri sangat menyukai pekerjaannya.

Nah YO, sekarang gimana sih gua tahu, bahwa kecengan gua kek, atau Bapak Ibu gua kek, atau bahkan istri / suami dan anak gua punya bahasa cinta yang mana.

Gampang aja bung. Kalo lue sempet baca post gua tentang proyeksi (TIPS MELIHAT KEPRIBADIAN) kita bisa langsung tahu lah, dari perilaku, pendapat, dan pemikiran dia.

Contoh nih :
1. Buat yang pria, pastikan pernah ketemu wanita - wanita yang suka mukul-mukul. Bukan mukul dengan kepalan tangan, tapi yang gemesan. Yang suka mukul atau nyubit lue lue pada ketika dia digangguin.
Pas lue gangguin dia bereaksi seperti ini “Ih apaan sih lue.” Terus nyubit tangan lue lah atau mukul tangan lue. (contoh aja) NAH, dengan ilmu proyeksi udah kita bisa liat bahwa dia mempunyai bahasa cinta SENTUHAN. Soalnya dia suka mukul, berarti dia suka menyentuh dong, biasanya sih dia juga suka disentuh. TAPI JANGAN DIPUKUL kali bung.

2. Contoh lain, ya lue coba lah ngobrol ama dia langsung, tanyain gimana pendapat dia.
Bisa lue tanyain dengan ilmu proyeksi, atau engga. Terserah lue itu mah. Tapi lebih baik pertanyaan lue bener - bener halus, jadi dia ga curiga. hehehe Play Smooth baby, yeah!
Misalkan:
MBAK : “Mas, kemarin suka ga sih aku berikan sweater hasil rajutan kusendiri sebagai hadiah ulang tahun perkawinan kita?”
MAS : “Suka dong, tapi aku lebih suka kalo kamu menciumku dan mengatakan bahwa kamu sayang sama aku sampai selamanya.”

(ADOH! Jijik banget ga sih contohnya.)
well tapi dari contoh yang kedua ini, kita bisa langsung tahu dong, kalo si istri tuh punya bahasa cinta MATERI, sedangkan si suami punya bahasa cinta SENTUHAN.

3.Contoh lain, misalnya aja pasangan lue (entah itu pacar / suami / istri ) komplain mengenai sikap lue.
misalkan :
ANAK : “Ibu, kok ibu ga ngijinin aku pergi kuliah di luar negeri sih, dunia ku kan di seni bu, dan ini demi karir aku dan demi ibu juga?”
PRIA : “Ibu percaya sih sama kamu, tapi ibu lebih suka kamu disini, deket ibu.”

Dari contoh diatas, bisa kita ketahui bahwa sang Anak mempunyai bahasa cinta KEPERCAYAAN, sedangkan si Ibu mempunyai bahasa cinta WAKTU.

Bottom line,
Bagi gua bahasa cinta itu penting untuk kehidupan kita, terutama kehidupan yang menyangkut orang yang kita cintai entah itu orang tua kita maupun pasangan kita, bahkan anak kita.

Kenapa menurut lue penting sih Yo?

Ya bagi gua penting, biar komunikasi yang terjadi bisa lancar, terutama dalam hal pengertian tentang pengungkapan rasa sayang seseorang ke orang lain yang sangat dicintainya.

“MINIMIZING MISSED COMMUNICATIONS Laarrrr… “ gitu kata bossnya Valbury dengan logat Singapore yang kental.

Wisata bahari Lamongan


Ini nih foto mama waktu jalan-jalan dengan ibu-ibu di kantor ke WBL, Lamongan. Disitu ada pantai yang luaaaaasss sekali dengan pemandangan yang membuat decak kagum. Air lautnya lebih biru dibandingkan dengan Pantai Ancol, Jakarta. 
WBL ini terletak di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, dibuka sejak 14 November 2004. Bukanya dari pukul 09.00 sampai 21.00. kalo mau datang sendiri atau rombongan juga boleh, ga usah bingugng dengan tempat parkir coz area parkirnya cukup luas.

Disini terdapat beraneka wahana unggulan seperti Gua Insectarium, Sarang Bajak Laut, Planet Kaca, Roller Coster, Circuit Gokart, Rumah Kucing yang berisi kucing dari berbagai ras, permainan air yang penuh dengan kejutan, kalo mau naik Banana Boat juga ada, Jet Ski, Bumpers Boat, dll.. Pokoknya seru deh…so, come n enjoy it!  

Kalo mau info lebih lengkap klik aja di www.wisatabaharilamongan.com

Senin, 22 Juni 2009

Sweet Curly Girl


Cantik dan tenang
Bibir merah muda, mata terpejam lelap.
Putri kecilku ini lahir pada Sabtu, 2 Agustus 2008, di Jakarta. Tidak seperti Ihsan abangnya, setelah dimandikan dia tidak langsung mau minum ASI. Kalaupun minum hanya sebentar, cuma sepuluh menit trus tidur. Dan kalau sedang tidurpun disodori susu ga mau. Padahal abangnya kalau minum ASI bisa sampai ½ jam, dan kalau lagi tidur trus disodori susu langsung dilahap. Makanya badannya jadi gendut.

Lahir dengan rambut keriting dan lesung pipi yang menambah manis wajahnya. Semoga hatinya juga begitu. Rambut keritingnya merupakan impianku sejak dulu, makanya aku ga mau gunduli rambutnya. Alhasil rambutnya jadi panjang dan tebal. Alasan lainnya karena aku takut keritingnya ga permanen, seperti aku waktu kecil. Jadi begitu umur 2 tahunan rambut keritingku hilang.

Aku baru memotong rambutnya setelah umur 10 bulan, itupun setelah Naazneen terus menerus menggaruk kepala ketika mau tidur. Mungkin gatal karena keringatnya banyak. Tapi syukurnya rambut keritingnya masih ada :)


Selasa, 19 Mei 2009

Dia Lelaki Itu



Dialah lelaki itu..

Yang sekarang menjadi pendamping hidupku dan menjadi ayah dari anak2ku.. Orangnya dulu jarang senyum apalagi ketawa (tapi kalo lagi ngumpul sama gengnya sih ga, tauk knapa).  Sekarang sih udah ga, masa ngajar anak senyum tapi papanya jarang senyum;)

Apa kabar pa? We miss u:)

Tebak yang mana orangnya hehehe

Hehehe

Orang lain pasti tak akan menyangka kalo tawa ini adalah tawa Ihsan selepas bangun tidur. Biasanya orang lain males2an untuk mengembangkan senyum apalagi tawa begitu bangun tidur.

Ekpresi ini diambil oleh papanya, Andi Makkuradde, sewaktu Ihsan msih berumur +/- 5 bulan. Mungkin dia bahagia karena tau ada yang nungguin sewaktu tidur dan bangunnya...

Sedari kecil papanya memang sudah mengajarkan untuk "berwajah manis" di depan anak2 khususnya Ihsan supaya anak ga cemberut terus katanya. Dia sering memprotes aku yang kadang wajahnya suka dingin dan cemberut..padahal ga juga tuh...:)

Dan kenyataannya sekarang memang Ihsan jadi anak yang murah senyum sama siapa aja dan kapan saja.

Ditanya nama, senyum (sering juga dia langsung jawab, "Iccan")

Ditanya siapa nama mamanya, senyum lagi

Ditanya siapa nama adiknya, senyum lagi

Ditanya siapa nama adiknya, senyum

Hanya pada satu kesempatan aja dia emoh senyum... (hehehe rahasia ya nak? Rahasia mama dan kamu)

Sate Pisang Pelangi

Hehehe.. Itu adalah camilan pertama yang mama buat untuk Ihsan. Mama memang jarang bikin camilan, soalnya... ga bisa... hehehe

Camilan ini mama bikin coz Ihsan susah sekali makan buah.. Dan ternyata usaha mama ga sia2, you like it! :)

Ini mama bagi resepnya siapa tau ntar kalo kamu punya anak kasusnya sama kayak kamu ;)

Sate Pisang Pelangi 

Bahan: 
2 buah pisang tanduk potong 2 cm 
150 gram gula pasir 
1 sendok makan air jeruk lemon 
50 cc air 

Untuk Hiasan: 
50 gram keju parut 
50 gram meises warna warni 
100 gram kacang tanah sangrai 


Cara Membuat: 
1. Masak gula pasir di atas api kecil sampai agak cokelat. Tambahkan air jeruk lemon dan air.

    Aduk hingga mengental 

2. Masukkan pisang. Aduk hingga pisang terbalut gula. Gulingkan sebagian pisang pada parutan

    keju. Sebagian lagi pada meises, dan sebagian lagi pada kacang tanah


PELANGI KECIL


Kecil, mungil...

Itulah bayi  mama.. 

Lahir di Jakarta tanggal 9 Desember 2006..

Anak pertama yang paling mama dan papa tunggu2.. Rasa sakit yang mama rasakan pada saat akan melahirkanmu menjadi tak berarti apa2 setelah melihat kehadiranmu yang sehat dan tanpa cela. Subhanallah..

Alhamdulillah..

Ya Allah, berilah kami kekuatan dan keikhlasan untuk membimbing amanahMU sebagai manusia yang selalu memegang teguh ajaranMU.. Menjadi cahaya kebaikan didunia dan akhirat..

Seperti namamu.. ANDI MUHAMMAD NUR IHSAN

Amin

Aku Ingin Anak Lelakiku Menirumu
Oleh : Neno Warisman – ‘Izinkan Aku Bertutur’

Ketika lahir, anak lelakiku gelap benar kulitnya, Lalu kubilang pada ayahnya: “Subhanallah, dia benar-benar mirip denganmu ya!”
Suamiku menjawab: “Bukankah sesuai keinginanmu? Kau yang bilang kalau anak lelaki ingin seperti aku.” Aku mengangguk. Suamiku kembali bekerja seperti biasa.

Ketika bayi kecilku berulang tahun pertama, aku mengusulkan perayaannya dengan mengkhatam kan Al Quran di rumah Lalu kubilang pada suamiku: “Supaya ia menjadi penghafal Kitabullah ya,Yah.” Suamiku menatap padaku seraya pelan berkata: “Oh ya. Ide bagus itu.”

Bayi kami itu, kami beri nama Ahmad, mengikuti panggilan Rasulnya. Tidak berapa lama, ia sudah pandai memanggil-manggil kami berdua: Ammaa. Apppaa. Lalu ia menunjuk pada dirinya seraya berkata: Ammat! Maksudnya ia Ahmad. Kami berdua sangat bahagia dengan kehadirannya.

Ahmad tumbuh jadi anak cerdas, persis seperti papanya. Pelajaran matematika sederhana sangat mudah dikuasainya. Ah, papanya memang jago matematika. Ia kebanggaan keluarganya. Sekarang pun sedang S3 di bidang Matematika.

Ketika Ahmad ulang tahun kelima, kami mengundang keluarga. Berdandan rapi kami semua. Tibalah saat Ahmad menjadi bosan dan agak mengesalkan. Tiba-tiba ia minta naik ke punggung papanya. Entah apa yang menyebabkan papanya begitu berang, mungkin menganggap Ahmad sudah sekolah, sudah terlalu besar untuk main kuda-kudaan, atau lantaran banyak tamu dan ia kelelahan.

Badan Ahmad terhempas ditolak papanya, wajahnya merah, tangisnya pecah, Muhammad terluka hatinya di hari ulang tahunnya kelima. Sejak hari itu, Ahamad jadi pendiam. Murung ke sekolah, menyendiri di rumah. Ia tak lagi suka bertanya, dan ia menjadi amat mudah marah.

Aku coba mendekati suamiku, dan menyampaikan alasanku. Ia sedang menyelesaikan papernya dan tak mau diganggu oleh urusan seremeh itu, katanya.

Tahun demi tahun berlalu. Tak terasa Ahmad telah selesai S1. Pemuda gagah, pandai dan pendiam telah membawakan aku seorang mantu dan seorang cucu. Ketika lahir, cucuku itu, istrinya berseru sambil tertawa-tawa lucu: “Subhanallah! Kulitnya gelap, Mas, persis seperti kulitmu!”

Ahmad menoleh dengan kaku, tampak ia tersinggung dan merasa malu. “Salahmu. Kamu yang ingin sendiri, kan. Kalau lelaki ingin seperti aku!”

Di tanganku, terajut ruang dan waktu. Terasa ada yang pedih di hatiku. Ada yang mencemaskan aku. Cucuku pulang ke rumah, bulan berlalu.

Kami, nenek dan kakeknya, datang bertamu. Ahmad kecil sedang digendong ayahnya. Menangis ia. Tiba-tiba Ahmad anakku menyergah sambil berteriak menghentak, “Ah, gimana sih, kok nggak dikasih pampers anak ini!” Dengan kasar disorongkannya bayi mungil itu.

Suamiku membaca korannya, tak tergerak oleh suasana. Ahmad, papa bayi ini, segera membersihkan dirinya di kamar mandi.

Aku, wanita tua, ruang dan waktu kurajut dalam pedih duka seorang istri dan seorang ibu. Aku tak sanggup lagi menahan gelora di dada ini. Pecahlah tangisku serasa sudah berabad aku menyimpannya.

Aku rebut koran di tangan suamiku dan kukatakan padanya: “Dulu kau hempaskan Ahmad di lantai itu! Ulang tahun ke lima, kau ingat? Kau tolak ia merangkak di punggungmu! Dan ketika aku minta kau perbaiki, kau bilang kau sibuk sekali. Kau dengar? Kau dengar anakmu tadi? Dia tidak suka dipipisi. Dia asing dengan anaknya sendiri!”

Allahumma Shali ala Muhammad. Allahumma Shalli alaihi wassalaam.

Aku ingin anakku menirumu, wahai Nabi. Engkau membopong cucu-cucumu di punggungmu, engkau bermain berkejaran dengan mereka Engkau bahkan menengok seorang anak yang burung peliharaannya mati. Dan engkau pula yang berkata ketika seorang ibu merenggut bayinya dari gendonganmu, “Bekas najis ini bisa kuseka, tetapi apakah kau bisa menggantikan saraf halus yang putus di kepalanya?”

Aku memandang suamiku yang terpaku. Aku memandang anakku yang tegak diam bagai karang tajam. Kupandangi keduanya, berlinangan air mata. Aku tak boleh berputus asa dari Rahmat-Mu, ya Allah, bukankah begitu?

Lalu kuambil tangan suamiku, meski kaku, kubimbing ia mendekat kepada Ahmad. Kubawa tangannya menyisir kepala anaknya, yang berpuluh tahun tak merasakan sentuhan tangan seorang ayah yang didamba.

Dada Ahmad berguncang menerima belaian. Kukatakan di hadapan mereka berdua, “Lakukanlah ini, permintaan seorang yang akan dijemput ajal yang tak mampu mewariskan apa-apa: kecuali Cinta. Lakukanlah, demi setiap anak lelaki yang akan lahir dan menurunkan keturunan demi keturunan. Lakukanlah, untuk sebuah perubahan besar di rumah tangga kita! Juga di permukaan dunia. Tak akan pernah ada perdamaian selama anak laki-laki tak diajarkan rasa kasih dan sayang, ucapan kemesraan, sentuhan dan belaian, bukan hanya pelajaran untuk menjadi jantan seperti yang kalian pahami. Kegagahan tanpa perasaan.

Dua laki-laki dewasa mengambang air di mata mereka. Dua laki-laki dewasa dan seorang wanita tua terpaku di tempatnya. Memang tak mudah untuk berubah. Tapi harus dimulai. Aku serahkan bayi Ahmad ke pelukan suamiku. Aku bilang: “Tak ada kata terlambat untuk mulai, Sayang.”

Dua laki-laki dewasa itu kini belajar kembali. Menggendong bersama, bergantian menggantikan popoknya, pura-pura merancang hari depan si bayi sambil tertawa-tawa berdua, membuka kisah-kisah lama mereka yang penuh kabut rahasia, dan menemukan betapa sesungguhnya di antara keduanya Allah menitipkan perasaan saling membutuhkan yang tak pernah terungkapkan dengan kata, atau sentuhan.

Kini tawa mereka memenuhi rongga dadaku yang sesak oleh bahagia, syukur pada-Mu Ya Allah! Engkaulah penolong satu-satunya ketika semua jalan tampak buntu. Engkaulah cahaya di ujung keputusasaanku.

Tiga laki-laki dalam hidupku aku titipkan mereka di tangan-Mu. Kelak, jika aku boleh bertemu dengannya, Nabiku, aku ingin sekali berkata: Ya, Nabi. aku telah mencoba sepenuh daya tenaga untuk mengajak mereka semua menirumu!

Amin, alhamdulillah